Pantai Kesirat

Pantai Kesirat

Pantai Kesirat Bercerita perihal Senja yang Memikat dan Ucapan Rasa Syukur yang Tersirat oleh tim ekspedisi YogYES

Tidak adanya pasir pantai bukan berarti Pantai Kesirat Tidak menarik untuk dikunjungi. Selain kisah perihal ucapan rasa syukur yang tersirat dalam tradisi, lukisan senja di ufuk barat terlihat begitu memikat.

  

Tidak menyerupai gugusan pantai berpasir putih di Gunungkidul lainnya, Pantai Kesirat ini mempesona dengan karakternya sebagai pantai bertipe tebing karang yang indah. Tidak ada pasir putih maupun pemandangan buih ombak yang menepi di pantai ini. Hanya terdengar suara-suara deburan ombak yang pecah menabrak karang.

Matahari sudah mulai condong ke arah barat saat YogYES menyusuri jalanan bersemen. Setelah sekitar setengah jam kami terguncang-guncang di atas kendaraan balasannya kami hingga di tempat tujuan. Di balik semak-semak tinggi, salah satu nirwana tersembunyi itu menampakkan diri.

Sebuah pohon tunggal yang tumbuh di tepi tebing terlihat mencolok dan menarik perhatian. Hamparan tanah berumput yang cukup luas seolah Tidak menarik baginya hingga ia menentukan tumbuh di tepi tebing karang. Pohon abadi, begitulah namanya terkenal di antara para wisatawan yang berkunjung ke Pantai Kesirat.

Layaknya nirwana tersembunyi di Gunungkidul, Pantai Kesirat Tidak terlalu ramai sore itu. Hanya ada beberapa orang yang terlebih dulu hingga dan mendirikan tenda untuk bermalam Tidak jauh dari pohon abadi, serta beberapa bapak-bapak yang terlihat memancing di ujung selatan tebing. Garis pantai Kesirat yang eksklusif jatuh ke bahari lepas dan jenis ikannya yang bermacam-macam yaitu penyebab pantai ini terkenal di kalangan penggemar rock fishing. Bahkan jauh sebelum pantai ini dikunjungi para wisatawan. Sebuah pondok sederhana sengaja dibangun di tebing cuilan selatan yang merupakan spot terbaik memancing ikan. Jika sedang beruntung, kita dapat menyaksikan penduduk sekitar yang mencari ikan dengan cara ngrendet, menebar jaring dari satu tebing ke tebing lainnya.

Rupanya Tidak hanya ikan-ikan kecil yang menghuni pantai tebing ini, Pantai Kesirat yang termasuk salah satu pantai di daerah Panggang merupakan tempat singgah ikan-ikan besar. Konon berdasarkan para pemancing di Kesirat, hiu tutul, paus maupun lumba-lumba sering terlihat saat trend migrasi tiba. Mengintip sedikit ke dalam peta Marine Conservation Data Atlas buatan Ditjen PHKA Dephut tahun 1984, daerah bahari selatan Jawa memang merupakan jalur migrasi paus sei (Balaenoptera borealis). Sedangkan di perairan yang agak jauh dari daratan, Samudra Hindia, yaitu daerah kekuasaan paus minke (B. acutorostrata) dan paus sperma (Physeter catodon).

Selain nirwana wisata tersembunyi dan terkenal di kalangan pemancing, Pantai Kesirat juga merupakan tempat yang disakralkan oleh penduduk setempat. Setahun sekali dilaksanakan ngalap berkah atau brubuh-brubuh di Pantai Kesirat. Tradisi ini berawal dari kearifan lokal masyarakat Jawa pada lingkungan dengan tidak menebang pohon sembarangan. Hanya saat trend padi mulai menguning warga gres menebang pohon. Tradisi brubuh-brubuh sebagai ucapan syukur yang tersirat dalam bentuk menjaga keseimbangan alam pun berlanjut hingga kini.

Sama menyerupai warga setempat yang melakukan tradisi brubuh-brubuh setahun sekali, maka tradisi rutin pengunjung Pantai Kesirat menyerupai kami yang Tidak dapat menikmati waktu menunggu ikan melahap umpan yaitu menanti senja. Tebing pantai yang menghadap ke barat menjadi lokasi yang pas untuk menyaksikan matahari kembali ke peraduan, seolah karam ke dalam lautan. Senja di Pantai Kesirat semakin dramatis dengan pohon infinit yang condong ke arah laut, seakan melambai ke arah matahari, mengucapkan selamat tinggal. Kami terduduk terpaku seolah terhipnotis keindahan gradasi warna kuning terperinci hingga biru pekat hasil karya Tuhan. Cahaya keemasan yang mewarnai langit barat dan memantul di perairan pun semakin redup seiring datangnya malam, menyisakan siluet hitam pohon infinit yang berdiri sendirian.

Cara menuju ke sana:

Dari Kota Jogja => Jalan Imogiri Barat => Jalan Siluk => pohon beringin yang cukup besar, belok kanan menuju arah Pantai Gesing => Pasar Pandhem belok kanan => pertigaan jikalau ke kiri ke Pantai Gesing, lurus sekitar 200 meter => masjid di kiri jalan, belok kiri => Pantai Kesirat

Girikarto, Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia

Koordinat GPS: -8.09615277777778, 110.434955555556

Share this post