Tugu Jogja : Icon Kota Jogja Yang Penuh Sejarah
Selfie dengan Baground Landmark yang Instagramable
Overall Tugu Jogja
Jogja merupakan sebuah Kota yang mempunyai nilai budaya yang tinggi. Masyarakat di Kota ini selalu memegang teguh perkataan (pitutur) dari orang orang sebelum mereka. Makara tidak mengherankan lagi jikalau melihat kondisi masyarakatnya yang sangat ramah dan baik kepada setiap pendatang.
Selain alasannya orangnya yang istimewa perilakunya, Jogja juga mempunyai sebuah Ikon bentuk yang sangat unik dan bernilai fisolofi tinggi. Tidak hanya di Kota berbudaya tinggi ini saja sanggup menemukan sebuah bangunan yang selanjutnya dijadikan sebuah Ikon Kota.
Hampir di setiap Kota yang ada niscaya mempunyai sebuah bangunan yang lantas sanggup dijadikan sebuah Ikon Kota yang bersangkutan. Namun disini akan dijelaskan sebuah Ikon dari Kota yang sarat dengan budaya berfilosofi tinggi.
Tugu Jogja ialah sebuah bangunan iconik yang di miliki oleh Kota Jogja sendiri. Pembangunannya pun mempunyai dongeng dan waktu yang panjang serta mempunyai beberapa hal yang tidak masuk nalar bagi insan moderen ketika ini. Mengapa demikian? Karena pada zaman dahulu ketika ada sesuatu yang ingin orang bangkit maka orang tersebut tidak lantas eksklusif membangunnya.
Akan tetapi orang tersebut harus memulai dengan beberapa hal. Seperti melaksanakan puasa, tirakat, bertapa bahkan lain lain. Melakukan hal tersebut bagi masyarakat Jawa khususnya masyarakat Kota Jogja memang sangat diharapkan terkait dengan kepercayan yang mereka yakini dan hal itu secara faktual besar lengan berkuasa kepada nilai filosofi atau bahkan ke lenggangan masa sesuatu itu berdiri.
Baca Juga ” Promo paket wisata Jogja ke Tugu Pal Putih”
Sejarah
Menurut sejarahnya, bangunan satu ini mulai dibangun oleh seorang pangeran Mangkubumi yang juga bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I yang juga pendiri Kraton di Kota Jogja. Sekitar pada tahun 1756 bangunan ini telah di bangun.
Pangeran Mangkubumi pun memulai dengan beberapa tahap menyerupai yang telah di jelaskan di atas yang sesuai dengan kepercayaan masyarakat Jawa. Yang artinya bangunan tersebut juga merupakan sebuah teladan untuk meditasi yang arahnya menghadap ke arah Utara.
Arah tersebut juga mengacu kepada arah sebuah Gunung yang ada di Kota Jogja yaitu Gunung Merapi. Keberadaan bangunan ini pun secara garis Imajiner sangat lurus dengan beberapa lokasi, yaitu Gunung Merapi, Tugu Jogja, Kraton Jogjakarta, Kandang Menjangan, dan Pantai Selatan Parang Tritis. Keberadaan garis imajiner ini tentu mempunyai nilai tersendiri dan maksut yang hanya orang tertentu sanggup memahaminya.
Selain itu pula keberadaan bangunan Iconik ini mempunyai arti sebagai Manunggaling Kawulo Gusti dan sebagai bentuk symbol persatuan masyarakat Jogja untuk bersatu melawan penjajah.
Perbedaan Bentuk Dulu & Sekarang
Promo Paket Wisata Jogja Akhir Tahun!!!
Pada awal mula bentuk dari bangunan bersejarah satu ini sangat berbeda dengan bentuknya yang sekarang.Bentuk dahulu mempunyai ketinggian 25 meter dan bentuk tiangnnya ialah berbentuk silinder mengerucut keatas dan dibagian puncaknya mempunyai mahkota berbentuk bundar dan dibagian bawah bangunan ini terdapat pagar yang melingkar. Nama untuk bangunan ini ialah Tugu Golong Giling. Nama ini diambil dari segi bentuk dan nilai filosofi.
Selain menjadi nilai filosofi bagi masyarakat Jogja, bangunan ini mempunyai manfaat sebagai sebuah batas tempat yaitu tempat Kota Jogja Utara dan tempat Kota Jogja Selatan.
Kondisi bentuk bangunan Tugu Jogja mempunyai perubahan ketika Kota Jogja dilanda tragedi alam. Bencana alam berupa Gempa Bumi yang di alami pada tahun 1867. Tepatnya pada tanggal 10 bulan Juni tahun 1867.
Membuat bentuk bangunan ini hancur sehingga tersisa hanya sepertiga dari bangunannya saja. Keadaaan ini oleh masyarakat dikenal dengan kejadian Candra Sengkala yang berbunyi “Obah Trus Pitung Bumi” yang mempunyai arti tujuh bumi terus berguncang. Hal ini merujuk pada penggalan tahun jawa 1769.
Setelah kejadian tersebut bangunan sempat terbengkalai. Namun pada ketika pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII mulai di bangkit kembali yang pada karenanya diresmikan pada tanggal 3 Oktober 1889.
Bangunan ini mempunyai perbedaan yang sangat signifikan. Dari bentuknya awal yang silinder kini menjadi persegi, dari ketinggian awal yang mencapai 25 meter kini 10 meter lebih kecil yaitu tingginya hanya 15 meter, dan dibagian atas bangunan yang awalnya bundar menjadi berbentuk kerucut runcing, dari bab pagar awal melingkar kini persegi, dan dari nama awal ialah Tugu Golong Giling kini berjulukan Tugu Pal Putih.
Renovasi bangunan ini juga menerima derma dari pihak kolonial belanda. Di sisi lain dari renovasi ini pihak belanda mempunyai taktik sendiri yang merujuk kepada ingin mengikis sebuah persatuan masyarakat yang sangat kuat biar menjadi lemah dan yang karenanya taktik tersebut sia-sia atau tidak berhasil.
Pada bangunan yang telah mengalami renovasi ternyata terdapat 4 buah prasasti. Keberadan prasati ini ialah cerminan atau pemaparan untuk orang orang yang terlibat dalam pembangunannya.
Pada Prasasti sebelah Timur terdapat goresan pena yang berbunyi “Ingkang Mangayubagya Karsa Dalem Kanjeng Tuwan Residen Y. Mullemester” yang mempunyai arti bahwa Y. Mullemester, Residen Jogja pada kala itu menyambut baik renovasi bangunan tugu yang kemudian menunjukkan bekerjsama pemerintah belanda tidak turut terlibat dalam ranah pembiayaan.
Pada Prasasti sebelah barat terdapat goresan pena yang berbunyi “Yasan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Kaping V” yang mempunyai arti bahwa telah dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII.
Pada Prasasti sebelah Utara terdapat goresan pena yang berbunyi “Pakaryanipun Sinembadan Patih Dalem Kanjeng Raden Adipati Danureja Inkang Kaping V. Kaundhagen Dening Tuwan YPF Van Brussel. Opsihter Waterstaat”, yang mempunyai arti bahwa pelaksanaannya di pimpin oleh Patih Danurejo V (1879-1899) dan arsitektur nya dirancang oleh YPF Van Brussel, seorang petugas Dinas Pengairan Belanda yang bertugas di Kota Jogja.
Pada Prasarti sebelah Selatan terdapat goresan pena yang berbunyi “Wiwara Harja Manggala Praja, Kaping VII Sapar Alip 1819” yang mempunyai arti selesainya pembangunan Tugu Golong Giling yang baru.
Dominasi warna yang dipakai pada bangunan Tugu Jogja yang gres ini memakai warna Putih dan warna Emas. Putih sebagai arti kesucian dan Emas sebagai arti kemakmuran.
Lokasi
Lokasinya berada di tengah Sebuah perempatan antara Jalan Mangkubumi, Jalan Jendral Sudirman, Jalan A.M. Sangaji, dan dengan Jalan Diponegoro.
Untuk mencapai lokasi ini pengunjung tidak akan merasa kesulitan, alasannya letaknya yang sangat strategis dan mencuri perhatian menciptakan lokasi ini gampang untuk di Kunjungi.
Hal Menarik
Selain mempunyai nilai sejarah yang panjang dan filosofis tinggi. Tugu Jogja sering menerima perhatian bagi para setiap pengunjung. Entah alasannya kesederhanaan bangunan ini atau alasan lain lainnya.
Pengunjung sanggup menikmati suasana sekitar sambil menghadap bangunan iconik itu. Hampir disetiap sudut di sekitarnya terdapat sebuah angkringan untuk pengunjung menyantap masakan atau minuman sambil menikmati suasana. Juga terdapat spot atau arena untuk mengabadikan momen ketika berkunjung.
Selain itu ada hal yang beredar bekerjsama bagi seorang Mahasiswa yang pernah berfoto di bangunan ini maka akan mengalami kesulitan di perkuliahannya, entah ada yang menjadi Mahasiswa kekal ataupun tidak lulus kuliah. Namun kisah ini hanya menjadi sebuah mitos saja. Untuk kenyataannya mungkin berkata lain.
Paket Wisata Jogja ke Tugu Pal Putih
Terkenalnya tempat satu ini mengakibatkan semua orang ingin berkunjung, terutama bagi yang berasal dari luar kota. Untuk memudahkan perjalanan mengelilingi kota Jogja dengan asyik, kami sarankan untuk memakai paket perhajalanan wisata Jogja. Dengan memakai paket wisata, perjalanan Anda akan semakin gampang dan menyenangkan. Anda tinggal duduk cantik dan semua kebutuhan perjalanan Anda sudah disediakan,
Berikut ialah ulasan wacana bagaimana bangunan Tugu Jogja yang mempunyai sejarah unik yang juga menjadi sebuah simbol Kota Jogja sendiri. Harap menjadi perhatian ketika berkunjung ke lokasi ini patuhilah semua peraturan yang ada dan berhati hatilah alasannya lokasinya yang berada pas di tengah tengah persimpangan yang juga menjadi jalur kemudian lintas Kota Jogja.
Sumber: widyalokawisata.com
0 Response to "Tugu Jogja : Icon Kota Jogja Yang Penuh Sejarah"
Posting Komentar