Gudeg : Makanan Khas Jogja Yang Tidak Lekang Waktu

Rasa Manis Gudeg yang Tidak Lekang Waktu


Gudeg Jogja – Kota Yogyakarta merupakan sebuah Kota yang mempunyai nilai budaya tinggi. Tidak hanya budanya saja yang bisa di temui di Kota ini. Kebanyakan para wisatawan ketika mengunjungi Kota ini selalu ingin meraba keindahan alamnya. Tidak bisa dipungkiri memang bahwa keindahan alam Kota Yogyakarta ini mempunyai potensi yang baik untuk berwisata.



Selain ingin meraba keindahan alamnya tentu wisatawan lokal maupun mancanegara pula ingin mencicipi kuliner khas dari Kota ini. Memang begitu banyak kuliner khas yang telah dihasilkan namun dari sekian banyaknya kuliner khas yang telah ada ternyata hanya satu kuliner saja yang bisa menempel untuk mengenal Kota Yogyakarta.


Penasaran dengan nikmatnya Gudeg Jogja? Anda bisa sekali memesan melalui paket wisata di Yogyakarta dari Widyalokawisata.


Mengenal Gudeg dan Sejarahnya


Rasa Manis Gudeg yang Tidak Lekang Waktu Gudeg : Kuliner Khas Jogja yang Tidak Lekang Waktu
Gudeg Yu Djum

Gudeg Jogja yaitu salah satu dari sekian banyaknya kuliner yang ada di Kota Yogyakarta namun kekuatan dari hasil olahan yang di beri nama Gudeg ini sanggup menjadi sebuah Icon dari Kota yang mempunyai budaya tinggi ini.


Olahan dan materi dasar untuk kuliner Gudeg ini bisa dikatakan sangat sederhana. Tidak memerlukan materi yang terlalu rumit. Dan pembuatan kuliner Gudeg ini juga mempunyai nilai sejarah yang panjang.


Sejarah terbentuknya kuliner gudeg ini di mulai dari jaman Panembahan Senopati sekitar pada tahun 1587 – 1601.  Pendiri Kesultanan Mataram Islam yang mana juga seorang Kakek Sultan Agung. Pada waktu itu ketika hendak ingin membangun sebuah Kesultanan Mataram Islam, Panembahan Senopati harus membuka atau menciptakan sebuah arena di hutan belantara yang lebih dikenal dengan Alas Mentaok.


Semua para pekerja dan para prajurit Panembahan Senopati secara bersama – sama mulai membabat atau menebang hutan untuk membangun sebuah Kasultanan. Yang ternyata kondisi hutan tersebut inilah terdapat banyak jenis tumbuhan Pohon Nangka, Pohon Kelapa, Tangkil dan Melinjo. Ketika melaksanakan pembabatan ganjal ternyata banyak buah dari pohon pohon melimpah dan sempat mepertanyakan bisa diapakan buah tersebut alasannya yaitu saking banyaknya.


Kemudian dengan melimpahnya buah dari pohon tersebut dan saking banyaknya pula kebutuhan untuk kuliner para pekerja dan prajurit kemudian mendorong para pekerja dan prajurit untuk menciptakan olahan kuliner dari materi bahan yang ada.


Karena banyaknya materi para pekerja balasannya menciptakan kuliner dengan memakai sebuah wadah besar yang terbuat dari logam dan juga untuk sebagai pengaduknya juga dibentuk dengan kondisi yang baik dan cukup bisa membantu dalam menciptakan masakan. Pengaduk makan itupun berjulukan hangudek. Dari nama pengaduk inilah cikal bakal nama kuliner ini terwujud.


Sejak pembuatan makan tersebut yang untuk kebutuhan para pekerja dan prajurit yang bekerja gudeg juga hampir dijadikan kuliner sehari hari oleh rakyat setempat. Dan dengan perjalanan waktu kuliner Gudeg pun mulai mengalami transformasi atau penambahan lauk ibarat Tahu, Tempe, Telor dan Ayam.


Makan gudeg ini pun juga biasanya di jadikan santapan untuk para tamu Kesultanan. Karena merasa kuliner ini selalu menjadi sajian tamu tamu kerajaan menciptakan kuliner ini gampang di ingat ketika mengunjungi Kesultanan.


Selain menjadi kuliner sehari hari dan kuliner penjamu tamu Kesultanan. Gudeg juga dijadikan sebagai kuliner untuk merayakan sesuatu hingga sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.


Meluasnya informasi kuliner khas ini bertambah meluas ketika pada tahun 1940 an yang mana Presiden Soekarno menciptakan sebuah Universitas di Kota Yogyakarta dan diberi nama Universitas Gadjah Mada ini menciptakan para pelajarnya semakin mengenal kuliner khas ini.


Semakin berkembangnya Kota Yogyakarta dan semakin banyaknya pendatang menciptakan pemerintah setempat untuk mengalokasikan sebuah tempat dimana bisa menyajikan kuliner khas ini biar gampang di temui oleh para penikmat kuliner ataupun wisatawan.


Saat ini telah terwujud sebuah tempat atau sentral untuk menyajikan kuliner khas ini. Nama tempat atau kawasan tersebut yaitu Widjilan. Lokasinya berada di sebelah timur Alun – alun Kota Yogyakarta dan lokasi ini telah dibangun semenjak tahun 1970 an. Sampai dikala ini kuliner Gudeg pun secara eksklusif menjadi sebuah ikon dari Kota yogyakarta sendiri selain populer sebagai Kota Budaya dan Pelajar.


Tak hanya itu saja, semakin berkembangnya jaman ternyata kuliner Gudeg juga megalami transformasi yang cukup signifikan. Di beberapa kawasan di Kota Yogyakarta pun juga muncul kuliner khas ini dengan banyak sekali macam varian atau jenis, namun tidak menghilangkan ciri khas dasar kuliner Gudeg aslinya.


Ingin mencicip nikmatinya Gudeg? Dengan memesan paket wisata di Yogyakarta dari Widyaloka ini Anda semua akan dihantar menuju tempat makan Gudeg di kota Pelajar ini.


Jenis-jenis Gudeg Jogja 


1. Gudeg Basah


Rasa Manis Gudeg yang Tidak Lekang Waktu Gudeg : Kuliner Khas Jogja yang Tidak Lekang WaktuGudeg lembap ini yaitu salah satu varian yang disajikan dengan lauk embel-embel ibarat telur, ayam, krecek dan disiram kuah kental berwarna kekuningan. Lauk ayam yang dipakai ialah berupa Ayam Kampung. Penamaan Gudeg Basah ini dikarenakan penyajiannya yang di siram dengan kuah santan kental yang dimasak dengan rempah rempah.


2. Gudeg Kering


Rasa Manis Gudeg yang Tidak Lekang Waktu Gudeg : Kuliner Khas Jogja yang Tidak Lekang Waktu
Gudeg Kering

Gudeg kering ini merupakan kebalikan dari Gudeg basah. Secara keseluruhan penyajiannya hampir sama namun tidak dengan disirami kuah. Biasanya Gudeg lembap ini digemari para pengunjung sebagai buah tangan. Karena memang bisa bertahan usang hingga 4 hingga 5 hari.


3. Gudeg Manggar


Rasa Manis Gudeg yang Tidak Lekang Waktu Gudeg : Kuliner Khas Jogja yang Tidak Lekang Waktu
Gudeg Manggar

Gudeg Manggar ini tentu berbeda dengan Gudeg Jogja biasanya. Gudeg manggar ini lebih cenderung menggunkan Bunga dari Pohon Kelapa. Penyajiannya pun tidak berbeda jauh dari Gudeg Basah dan Gudeg Kering.


4. Gudeg Mercon


Rasa Manis Gudeg yang Tidak Lekang Waktu Gudeg : Kuliner Khas Jogja yang Tidak Lekang Waktu
Gudeg Mercon

Gudeg Mercon ini lebih menyajikan kuliner Gudeg Jogja yang mengedepankan rasa pedasnya. Maksud dari mercon ini ialah rasa pedas yang meledak ledas. Masakan ini lebih cocok kepada Anda yang kurang menyukai Gudeg yang identik dengan rasa manis. Penyajian secara keseluruhanpun hampir tidak ada bedanya.


Tempat Rekomendasi Makanan Gudeg


Rasa Manis Gudeg yang Tidak Lekang Waktu Gudeg : Kuliner Khas Jogja yang Tidak Lekang Waktu
Gudeg Pawon Jogja

Promo Paket Wisata di Yogyakarta 


1. Gudeg Pawon


Alamat : Jalan Prof. Dr. Soepomo SH No. 36, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta.


2. Gudeg Mercon Ibu Tinah


Alamat : Jalan Asem Gede No.8 Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta.


3. Gudeg Mbah Lindu


Alamat : Jalan Sosrowijayan ( depan Hotel Gage Ramayana ), Sosromenduran, Yogyakarta.


4. Gudeg Sagan


Alamat : Jalan Prof. Dr. Herman Yohanes No. 53 Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.


5. Gudeg Bu Tjitro 1925


Alamat : Jalan Janti No. 330, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.


6. Gudeg Yu Djum


Alamat 1 : Jalan Kaliurang Km. 4,5 Mbarek CTIII/22, Yogyakarta.


Alamat 2 : Jalan Wijilan No. 167, Panembahan, Kraton, Yogyakarta.


Alamat 3 : Jalan Magelang ( depan SPBU Baledono ).


Alamat 4 : Jalan Laksada Adisucipto Km. 9 No. 6A, Yogyakarta.


7. Gudeg Mbarek Bu. Hj. Ahmad


Alamat : Jalan Kaliurang Km 5, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.


Cukup banyak bukan tempat makan Gudeg Jogja? Kalau Anda ke Jogja, jangan lupa untuk berkunjung ke salah satu warung Gudeg tersebut ya. Oiya, sekedar informasi, kalau ingin mengunjungi tempat-tempat makan Gudeg favorit tersebut, Anda bisa memesan paket wisata di Yogyakarta dari Widyalokawisata.



Sumber: widyalokawisata.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Gudeg : Makanan Khas Jogja Yang Tidak Lekang Waktu"

Posting Komentar

Featured Post

Benteng Vredeburg

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel